Pertarungan Ideologi Melawan Waktu
Tidak ada pesta yang tidak berakhir, tidak ada kejahatan yang tidak meninggalkan jejak, tidak ada monarki yang bertahan tanpa didukung akar-akar koloninya, demikian gambaran waktu yang berlalu dan tidak dapat terulang lagi, sekalipun dalam tulisan waktu tidak dapat diulang hanya dapat dituang dalam kertas dan dikenang orang yang masih memiliki waktu.
Berbicara kepemilikan waktu, waktu bukan benda mati bukan juga mahluk hidup, waktu satu dari dua komponen kehidupan yang saling melengkapi, dikenal sebagai “ruang dan waktu” dalam bahasa latinnya locus (tempat) dan tempus (waktu). Anda dapat melihat waktu melalui arloji atau jam anda, tapi waktu yang hendak diceritakan adalah asumsi fenomena hari ini dan dampaknya di kemudian hari, yang hanya dapat dijawab oleh waktu.
Ideologi merupakan suatu ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh Antoine Destutt de Tracy akhir abad ke-18 Kata ini berasal dari bahasa Prancis idéologie, merupakan gabungan 2 kata yaitu, idéo yang mengacu kepada gagasan dan logie yang mengacu kepada logos, kata dalam bahasa Yunani untuk menjelaskan logika dan rasio. Pada perkembanganya ideologi menjadi ilmu yang meliputi hakikat ide dan gagasan.
Pertemuan ideologi dengan waktu sama seperti konsep/ide atau kajian ilmu lain yang tercipta pada masa tertentu, lahirnya ide atau konsep itu ditandai dengan pencatatan dalam ilmu pengetahuan kemudian berakhir ketika sampai kepada pembaca dengan bentuk sejarah, estimasi perkembangan ideologi berbeda-beda, tergantung kuatnya substansi ideologi dan semangat yang dibawanya.
Bentuk ideologi bermacam-macam, ideologi negara, agama , suku, ras , kelompok dan sebagainya, semua itu pada intinya menggambarkan suatu pemahaman mendasar tentang sesuatu yang mereka yakini sebagai gagasan yang mendasar yang bisa mengatur kehidupan sehari-hari atau setidaknya menjadi dasar pedoman bagi peraturan/hukum yang akan dibentuk, namun ideologi memiliki musuh alami yaitu waktu, ideologi dapat luntur karena selalu diguyur paham-paham yang destruktif.
Ideologi perlu dibangun dengan semangat dan disiplin sehingga mampu bertahan melawan waktu, ideologi yang kuat melalui dokrinasi yang tepat dimana menancapkan paku-paku ideologi itu tepat di hati dan pikiran sehingga para penganutnya memaknai ideologi sebagai kebutuhan bukan keharusan, ada orang yang ideologinya bisa dibeli ada yang tidak, pada hakikatnya setiap orang harus dapat mempertahankan ideologinya sehingga ideologi itu selalu siap bertarung melawan waktu.
Penulis : Dicky J H (Mr. Jamal)
0 Komentar